Nikmat
teragung yang dimiliki seorang makhluk di muka bumi bernama manusia adalah
nikmat Hidayah. Hidayah akan menuntun manusia kembali kepada jalan yang lurus. Jalan
yang Allah ridloi, bukan jalan yang Allah murkai. Hidayah akan menjadi pembeda
antara manusia jahiliah dengan manusia bertaqwa. Seluruh perjalanan hidupnya
akan berubah dengan tuntunan al qur’an dan sunnah. Segala target duniawinya
akan berkiblat pada orientasi akhirat. Semua aktifitas yang akan dilaluinya
selalu meminta persetujuan Allah. Begitulah hidayah. Diberikan kepada
orang-orang yang Allah kehendaki untuk hijrah. Agar orang tersebut menjadii
baik.
Satu
tahap setelah mamahami betapa berharganya nikmat hidayah, adalah bagaimana agar
‘kesadaran’ yang kita dapatkan ini tetap bersemanyam abadi dalam diri kita. Menjadi
Istiqomah. Akan menjadi tantangan dan ujian tersendiri bagi pelaku hijrah.
Godaan untuk kembali kepada kejahiliahan masa lalu akan muncul. Godaan untuk
ikut tergelincir karena pengaruh sekitar lingkungan kita. Namun begitulah iman.
Tidak akan tumbuh jika tidak dipupuk dengan ujian. Sehingga manusia yang
memutuskan drirnnya untuk menepuh jalan keimanan, haruslah siap menghadapi ujiann
yang Allah sajikan. Seberapa imunitas kita untuk tidak tergoda kemmbali lagi ke
masa kelam kita.
Ada
beberapa tips yang bisa kita lakukan agar tetap istiqomah dalam jalan hijrah
kita:
1. Ta’lim
“...dan
barangsiapa yang dikehendaki Allah mendapatkan kebaikan, maka Dia akan
menjadikannya paham tentang agama”. (HR Ibnu Majjah dan Thabrani)
Dari penggalan
hadis tersebut jelas dapat kita ambil hikmah bahwa ketiika seseorang ingin ‘dijadikan’’
baik oleh Allah, maka ia harus mendalami ilmu agama. Karena Agamalah yang akan
menjadi jalan penyelamatnya dari fitnah dan ujian dunia yang fana ini. Seseorang
harus mengalokasikan waktu dari 24 jam yang diiliknya, dengan waktu untuk
tholabul ilmy atau belajar ilmu agama. Mempelajari ilmu agama lebih dari
sekedar kebutuhan, tapi menjadi kewajiban bagi setiap muslim yang ingin menjadi
pribadi yang lebih bertakwa kepada Allah Swt.
2. Berkumpullah dengan orang soleh
Seeokor anak
domba yang sendirian, jauh dari kawanannya akan lebih terancam diterkam
serigala. Menjadi baik namun seorang diri, tanpa ada dukungan lingkungan
sekitar, atau teman-teman yang saling mengingatkan...rasanya akan sangat susah
sekali. Syetan akan lebih mudah dalam meggoda dan menjerumuskan manusia yang sedang sendirian.
Siapa teman yang
kita kumpuli, akan sangat menentukan keisitiiqomahan kita dalam menepuh jalan
hijra. Maka carilah teman yang soleh. Rajin
iibadahnya santun akhlaknya. Pintar akan agama. Maka teman inilah yang akan
menemani kita di dunia hingga ke surga.
3. Sibukkan diri dengan ibadah
Seseorang yang
tidak disibukkan dengan amal kebaikan, ia akan ddisibukkan dengan amal
keburukan. Sunnatullahnya begitu. Maka beruntunglah
bagi kita yang kelelahannya adalah karena padatnya agenda kebaikan yang
dilalukan. Banyanya ibadah yang diijalani. Bahkan Rasululllah pernah berpesan,
bahwa cara kematiaan seseorang itu sesuai dengan hal apa yang meyibukkannya
ketika hidup. Waspadalah...berhati-hatilah...
Buat target dan
perecanaan amalan yaumiyah ibadah. Jangan biarkan mengalir tanpa arah. Tapi tegaslah
dalam perencanaan dan target. Karena itulah yang akan melidungi kita dari kelengahan, kekhilafan, dan kefuturan.
Wallahu ‘alam bi
showab
Abu
Arsya
0 komentar:
Posting Komentar