SEBERAPA BESAR CINTA MU


Ukuran cinta mu terhadap Al Qur'an terlihat dari...

1. Seberapa rindu kamu ingin segera memegang kembali, membacanya lagi, dan ingin sekali berlama lama dengannya

2. Seberapa garing harimu, jika terlewat dari membaca al Qur'an. Ada bagian yang hilang dari hidupmu. Serasa kurang lengkap.

3. Seberapa betah kamu untuk bersama dengannya, pagi hari, siang, sore sampai malam hari ingin terus bersama al Qur'an. Lelah tilawah , ganti tadzabur. Ngantuk tadzabur, setel murottal. Jenuh murottal, ganti dengan hafalan. Apapun... Bersama al Qur'an.

4. Seberapa sering kau sebut dalam doamu, agar diistiqomahkan bersama al Qur'an. Hidup dan mati bersama al Qur'an. Mulia bersama al Qur'an. Berjuang bersama al Qur'an.


Dan pada akhirnya, kelak di hari akhir... kita berharap, Al Qur'an akan datang menghampiri kita. Memberi persaksian tentang amal kita bersamanya. Menyelamatkan kita dari panasnya api neraka...

Menghafal Al Qur'an itu menyenangkan

Menjadi Hafidz Al-Quran merupakan cita-cita luhur kaum Muslimin. Karena dengan hafalan Al-Quranlah derajat kita di surga bisa naik.

Namun, terkadang menghafal bisa menjadi menjenuhkan karena kesulitan menghafal Al-Quran.



Berikut adalah motivasi. agar menghafal Al-Quran tetap menyenangkan walau tak kunjung menghafal seluruh ayat Al-Quran:

1. Satu huruf Al-Qur’an satu kebaikan, dan satu kebaikan 10 pahala. Bagi yang kesulitan melafalkan, satu hurufnya dua kebaikan. Berarti setiap hurufnya 20 pahala. Semakin sulit semakin banyak. Kalikan dengan jumlah pengulangan Anda.


2. Al-Qur’an, seluruhnya, adalah kebaikan. Menghafal tak hafal-hafal berarti Anda berlama-lama dalam kebaikan. Semakin lama semakin baik. Bukankah Anda menghafal untuk mencari kebaikan.


3. Ketika Anda menghafal Al-Qur’an, berarti Anda sudah punya niat yang kuat. Rasulullah saw menyebut 70 syuhada dalam tragedi sumur Ma’unah sebagai qari (hafizh), padahal hafalan mereka belum semua. Ini karena seandainya mereka masih hidup, mereka akan terus menghafal. Jadi, meski Anda menghafal tak hafal-hafal, Anda adalah hafizh selama tak berhenti menghafal. Bukankah hafizh yang sebenarnya di akhirat?


4. Menghafal Al-Qur’an ibarat masuk ke sebuah taman yang indah. Mestinya Anda betah, bukan ingin buru-buru keluar. Menghafal tak hafal-hafal adalah cara Allah memuaskan Anda menikmati taman itu. Tersenyumlah.


5. Ketika Anda menghafal Al-Quran, meski tak hafal-hafal, maka dapat dipastikan, paling tidak, selama menghafal, mata Anda, telinga Anda, dan lisan Anda tidak sedang melakukan maksiat. Semakin lama durasinya, semakin bersih.


6. Memegang mushaf adalah kemuliaan, dan melihatnya adalah kesejukan. Anda sudah mendapatkan hal itu saat menghafal kendati tak hafal-hafal.


7. Adakalanya kita banyak dosa. Baik yang terasa maupun tak terasa. Dan menghafal tak hafal-hafal adalah kifaratnya, di mana, barangkali, tidak ada kifarat lain kecuali itu.


8. Tak hafal-hafal adakalanya karena Allah sangat cinta kepada kita. Allah tak memberikan ayat-ayat-Nya sampai kita benar-benar layak dicintai-Nya. Jika kita tidak senang dengan keadaan seperti ini, maka kepada siapa sebenarnya selama ini kita mencintai. Ini yang disebut: Dikangenin ayat.
Menghafal tak hafal-hafal tentu melelahkan. Inilah lelah yang memuaskan, karena setiap lelahnya dicatat sebagai amal sholeh. Semakin lelah semakin sholeh.


9. Menghafal tak hafal-hafal, tandanya Anda di pintu hidayah. Berat tandanya jauh dari nafsu. Jauh dari nafsu tandanya dekat dengan ikhlas. Dan ikhlas lahirkan mujahadah yang hebat.