Al
Ghazali Rahimahullah berkata;
“… Ketahulilah, sesungguhnya metode pendidikan anak merupakan sesuatu
yang paling penting dan wajib. Anak adalah amanah bagi orang tuanya. Hatinya suci merupakan permata yang
paling berharga bagi orang tuanya. Bila dibiasakan dan diajarkan kebaikan, maka
ia akan tumbuh di atasnya, dan akan berbahagia di dunia dan di akhirat. Sebaliknya bila dibiasakan dengan kejelekan dan dibiarkan seperti binatang maka ia akan sengsara dan binasa.”
Abi,
umi yang
sholih/sholihah, saat ini dunia menanti karya besar anak-anak muslim hebat.
Kehebatannya bahkan sudah disiapkan sejak sebelum buah hati lahir. Tangan dingin abi umi
yang hebat dan tulus mendidiknyalah
yang akan hadirkan generasi tersebut.
Lantas, Bagaimana tip sringannya…?
Mari
kita simak
tips-tipsnya.
1. Selalu minta pertolongan kepada
Allah SWT dan sabar.
“ Wahai anakku,
abi umi melalukan ini
agar engkau menjadi anak sholih.”
2. Selagi masih janin
/ menyusui, perbanyak dibacakan
(ditalkin) Al Qur’an. Ada kisah di Mesir, seorang ibu hamil gemar sekali membaca surat
Al Mu’minun dimasa kehamilannya.
Di ketika melahirkan,
ibu ini meninggal.
Anaknya di asuh oleh saudara ibunya.
Mengejutkan ketika dua tahun kemudian anak tersebut sudah hafal surat
Al Mu’minun. Abi, umi… ayo, belum terlambat kok.
3. Metode terbaik adalah Talkin
(mendikte) bacaan Al Qur’an selagi anak belum bias membaca.
Jangan pasrahkan bacaan tersebut hanya lewat
speaker.
4. Jauhkan keluarga dari
yang melenakan. Jangan mengundang
Al Qur’an masuk, tapi nyanyian syaitan juga singgah. Jangan bersemboyan
yang penting anak
diam. Tapi perhatikan apa
yang dilihat anak dan apa
yang di dengar anak.
5. Rukyahlah dia berkala,
jauhkan dari godaan setan.
6. Jauhkan perselisihan keluarga di
depan anak.
Angkat tinggi kehebatan abi,
umi di
depan mereka.
7. Yakinlah bahwa fondasi
Al Qur’an akan menghebatkan anak.
Abi,
umi harus berani menguatkan tekat bersama bahwa,
kalaupun abi uminya sekarang tidak hebat,
anaknya tidak boleh sama,
bahkan cucunya lebih hebat dari anaknya.
Dan mudah-mudahan doa kesukuran
Umar Bin Abdul Aziz terhadap anaknya
Abdul Malik Bin Umar bin Abdul Aziz senantiasa kita ucapkan.
“ Segala puji Bagi
Allah, yang telah mengeluarkan dari tulang sulbiku,
keturunan yang mampu memuliakanku atas agamaku.”
Terbayang oleh
kami era keemasan Turki Ustmani
yang melahirkan Muhammad Al Fatih, sang Pembuka Konstantinopel dimana masyarakatnya waktu itu usia
6 tahun sudah hafal
Al Qur’an, 7 th sudah faham tafsir,
ilmu nahwu shorofdan
10 th punya karya besar. Dan
itu menjadi hal biasa
di masa itu.
Abi umi,
anak kita kah itu…
cucu kitakah itu..?
“Yaa Allah, bimbinglah keluarga-keluarga
yang hendak melahirkan kembali generasi emas muslim
di ketika sebelum baligh.”
Wallahuahua’lam.
KH Zulfa Hakim, S.Hi., Al Hafidz
Pengasuh Pesantren Rijalul Qur'an
0 komentar:
Posting Komentar