Menikah atau Berjihad?
Pada zaman Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam
Hiduplah seorang pemuda yang bernama Zahid yang berumur 35 tahun namun belum juga menikah.
Dia tinggal di Suffah masjid Madinah. Ketika sedang memperkilat pedangnya tiba-tiba Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam datang dan mengucapkan salam. Zahid kaku dan menjawabnya agak gugup.!!!
“Wahai saudaraku Zahid…. selama ini engkau sendiri saja,” Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam menyapa
“Allah bersamaku ya Rasulullah,” kata Zahid.Sambil ter tunduk tak kuasa melihat Ke Agungan beliau.
“Maksudku kenapa engkau selama ini engkau membujang saja, apakah engkau tidak ingin menikah…,” kata Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Zahid menjawab, “Ya Rasulullah, aku ini seorang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan wajahku Tak tampan , siapa yang mahu akan diriku ya Rasulullah?”
” Asal engkau mau, itu urusan yang mudah!!!!” kata Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sambil tersenyum.
Kemudian Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan Shahabat nya untuk membuat surat yang isinya adalah melamar kepada wanita yang bernama Zulfah binti Said, anak seorang bangsawan Madinah yang terkenal kaya raya dan terkenal sangat cantik jelita.
Akhirnya, surat itu dibawa ke rumah Zahid dan ia diserah sendiri oleh Zahid ke rumah Said. Disebabkan di rumah Said sedang ada tetamu, maka Zahid setelah memberikan salam kemudian memberikan surat tersebut dan diterima di depan rumah Said.
“Wahai saudaraku Said, aku membawa surat dari Rasul Shalallahu alaihi wasallam yang mulia diberikan untukmu saudaraku.”
Said menjawab, “Adalah suatu kehormatan buatku.”
Lalu surat itu dibuka dan dibacanya. Ketika membaca surat tersebut, Said agak terperanjat karena tradisi Arab perkawinan yang selama ini biasanya seorang bangsawan harus kawin dengan keturunan bangsawan dan yang kaya harus kawin dengan orang kaya, Akhirnya Said bertanya kepada Zahid, “Wahai saudaraku, betulkah surat ini dari Rasulullah?”
Zahid menjawab, “Apakah engkau pernah melihat aku berbohong….”
Dalam suasana yang seperti itu Zulfah datang dan berkata, “Wahai ayah, kenapa sedikit tegang terhadap tamu ini…. bukankah lebih baik di persilahkan masuk?”
“Wahai anakku, ini adalah seorang pemuda yang sedang melamar engkau supaya engkau menjadi istrinya,” kata ayahnya.
Disaat itulah Zulfah melihat Zahid sambil menangis sejadi-jadinya dan berkata..,
“Wahai ayah, banyak pemuda yang tampan dan kaya raya semuanya menginginkan aku, aku tak mau ayah…..!” dan Zulfah merasa dirinya terhina.
Maka Said berkata kepada Zahid, “Wahai saudaraku, engkau tahu sendiri anakku tidak mau… bukan aku menghalanginya dan sampaikan kepada Rasulullah bahwa lamaranmu ditolak.”
Mendengar nama Rasul disebut ayahnya, Zulfah berhenti menangis dan bertanya kepada ayahnya, “Wahai ayah, mengapa membawa-bawa nama rasul Allah...?”
Akhirnya Said berkata, “Lamaran ke atasmu ini adalah perintah Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam.”
Maka Zulfah istighfar beberapa kali dan menyesal atas kelancangan perbuatannya itu dan berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah, kenapa sejak tadi ayah berkata bahwa yang melamar ini utusan Rasulullah, kalau begitu segera aku harus dinikahkan dengan pemuda ini. Kerena ingat firman Allah Ta'lla dalam...,
Al-Qur’an surah An Nur 24 : Ayat 51.
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) diantara mereka ialah ucapan. Kami mendengar, dan kami patuh/taat”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
(QS. An Nur 24:Ayat 51)”.
Zahid pada hari itu merasa jiwanya melayang layang ke angkasa dan baru kali ini merasakan bahagia yang tiada taranya dan segera melangkah pulang. Sampai di masjid ia bersujud syukur. Rasullah Shalallahu alaihi wasallam pun yang mulia tersenyum melihat gerak-gerik Zahid yang berbeda dari biasanya.
“Bagaimana Zahid?”
“Alhamdulillah ia diterima ya Rasulallah,” jawab Zahid.
“apakah Sudah ada persiapan?”
Zahid menundukkan kepala sambil berkata, “Ya Rasul, kami tidak memiliki apa-apa.”
Akhirnya Rasulullah menyuruhnya pergi ke Abu Bakar, Uthman, dan Abdurrahman bin Auf untuk membantunya mendapatkan uang untuk menikah.
Setelah mendapat kan uang yang cukup banyak,
Zahid pergi ke pasar untuk membeli persiapan perkawinan. Tak lama kemudian setibanya di pasar dan bersamaan itu pula ada pengumuman Jihad untuk menegakkan Agama Allah Subhanahu Wa Ta'lla.
Zahid Mulai bingung Untuk menentukan Sikap " menikah Atau Berjuang demi Agama Allah Subhanahu Wa Ta'lla, akhir nya dia mencoba kembali lagi Ke masjid, Ketika Zahid sampai di masjid, dia melihat kaum Muslimin sudah siap-siap dengan perlengkapan senjata, Zahid bertanya, “Ada apa ini?”
Sahabat menjawab, “Wahai Zahid, hari ini orang kafir akan menghancurkan kita, maka apakah engkau tidak mengetahui?”.
Zahid istighfar beberapa kali sambil berkata, “Wah jika begitu uang untuk menikah ini akan aku belikan baju besi dan kuda yg terbaik aku lebih memilih jihad bersama Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam dan menunda pernikahan ini.
Para sahabat menasihatinya, “Wahai Zahid, nanti malam kamu berbulan madu, tetapi engkau hendak berperang?”
Zahid menjawab dengan tegas, “Itu sudah ketetapan Hati ini bersama Al mustafa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam untuk ber jihad”
Subhanallah....!!!!.
Lalu Zahid membacakan Ayat Al QurAn di hadapan Shahabat nabi Shalallahu alaihi wasallam sebagai berikut..,
“Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khuatiri kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih baik kamu daripada cintakan Allah dan Rasul-Nya (dengan) berjihad di jalan-Nya. Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS At Taubah: Ayat 24).
Akhirnya Zahid (Aswad) maju ke medan pertempuran dengan hebat nya beliau pertempur, banyak dari kaum kafirin tewas di tangan nya dan pada akhir nya beliau menemui ke shahidan nya . gugur demi membela akidah Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam,
Peperangan telah Usai, Kemenangan di rebut oleh bendera Rasul Shalallahu alaihi wasallam
senja yg penuh dengan keberkahan ketika Rasullullah Shalallahu alaihi wasallam memeriksa satu persatu yg telah gugur di jalan Allah , sebagai Shuhada Allah Subhanahu Wa Ta'lla.
Nampak dari ke jauhan Sosok pemuda Yg bersimbah Darah dengan Luka bekas sebatan pedang..!!!!
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam menghampiri jasad pemuda itu sambil meletakkan kepalanya di pangkuan Manusia Agung ini Habiballah.
memeluk nya sambil Menangis tersedu2 " bukan kah Enggkau ya Zahid yg hendak menikah Malam ini..???"
tapi engkau memilih kerithaan Allah, ber jhad bersama Ku. tak lama kemudian Rasulullah Ter senyum dan memalingkan Muka ke sebalah Kiri karna Malu "
karna sesosok bidadari Cantik dari Surga menjemput Ruh Mulia pemuda ini, sambil tersingkap kaki nya, sehingga nampak ke indahan betis nya membuat Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam malu.
Rasulullah berkata, “Hari ini Zahid sedang berbulan madu dengan bidadari yang lebih cantik daripada Zulfah.”
Lalu Rasulullah membacakan Al-Qur’an..,
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan kurnia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal dibelakang yang belum menyusul mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Surah Ali Imran Ayat 169-170.
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi
kamu tidak menyadarinya.” (Al Baqarah :Ayat 154).
Pada saat itulah para sahabat meneteskan air mata dan Zulfahpun berkata, “Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu, jika aku tidak dapat mendampinginya di dunia, maka izinkanlah aku mendampinginya di akhirat.”
*Barakallahu fiikum semoga menginspirasi kita bersama dalam melangkah....*😢
*_Allah Akbar.._*
0 komentar:
Posting Komentar