Wanita Ini Pecinta Al-Quran

Wanita Ini Pecinta Al-QuranSekolah Penghafal Al Qur'an - Siang itu (31/7/2013) cuaca di Surabaya begitu cerah. Saya menyusuri jalanan Surabaya dari Raya Gubeng menuju ke Kertajaya Indah. Hingga saat di viaduk Kertajaya, saya melihat di depan saya 2 wanita muda yang berboncengan. Tampaknya mereka mahasiswi ITS yang tampak dari jaket bertuliskan BEM-ITS dan berlogo ITS. Namun yang membuat saya tergugah untuk mengambil kamera dari tas kulit coklat saya adalah, si mahasiswi yang dibonceng ternyata sedang membuka Al-Quran kecil untuk dibacanya. MasyaAllah, saya ternyata bertemu seorang wanita pecinta Al-Quran, yang waktunya tak ingin terbuang sia-sia di perjalanan dengan membaca Al-Quran. Pecinta Al-Quran yang selalu membasahi lidahnya dengan membaca ayat-ayat suci Al-Quran.

 Membaca Al-Quran memang bernilai ibadah. Sesuai dengan hadist dari Abdullah Ibnu Mas’ud RA, Rasulullah SAW bersabda,

    “Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah, maka baginya kebaikan dengan satu huruf itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan 10 kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa, “Alif, lam, mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR at-Tirmidzi, dia mengatakan, “Hadis hasan shahih.)”

Namun sebenarnya setiap orang memiliki motivasi berbeda, tidak sekedar untuk mendapatkan pahala. Al-Quran adalah bacaan yang terbaik di sisi Allah, Malaikat dan RasulNya. Setelah mengaji dan membaca secara tartil, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji maknanya. Dilanjutkan dengan mengamalkan kandungannya. Itulah sebaik-baiknya bacaan dan amalan bagi seorang muslim.

Terkadang kita begitu bangga bila telah membaca berbagai buku filsafat sekelas ‘Das Kapital’ karya Karl Marx atau ‘Di Bawah Bendera Revolusi’ karya Ir. Soekarno. Tetapi anehnya sebagai muslim, dia tidak pernah berusaha mengaji dan mengkaji seluruh kandungan Al-Quran dan memahami ayat demi ayat Al-Quran. Lebih parah lagi, mengaku muslim tetapi tidak memilik Al-Quran dan terjemahannya di rumahnya.

Yang saya temui di atas adalah contoh kecil dari bagaimana seorang muslim dan muslimah yang memiliki kecintaan pada Al-Quran. Bahkan lebih banyak lagi di pondok-pondok pesantren yang para santrinya begitu giat mengaji dan mengkaji Al-Quran. Tidak sedikit yang berusaha menghafalkan Al-Quran hingga 30 juz. Memang Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci yang dapat dengan mudah dihafal di dunia ini. Pada hafidz dan hafidzah mampu menghafal Al-Quran hingga pada letak titik dan koma dalam Al-Quran. Itulah cara Allah menjaga Al-Quran dari pemalsuan hingga akhir zaman.

    Allah berfirman :
    Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (Al-Hijr : 9)

    Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,(Al-Baqarah : 2)

    Turunnya Alquran yang tidak ada keraguan padanya (adalah) dari Tuhan semesta alam. (Q.S As Sajadah : 2)


Iblis dan bala tentaranya sejak Al-Quran diturunkan memang tidak mampu membuat dan mengubah Al-Quran. Namun hati-hati terhadap bala tentara iblis berujud manusia, yang selalu mencoba menyesatkan dengan cara menafsirkan ulang ayat-ayat Al-Quran sesuai dengan hawa nafsu mereka. Bentuknya bisa berupa faham liberalis yang di Indonesia diwakili oleh JIL dengan menghalalkan pernikahan sejenis. Tantangan ummat Islam ke depan adalah manusia-manusia yang mengaku Islam, tetapi merongrong ajaran Islam dari dalam dengan menimbulkan keraguan kepada kebenaran ayat-ayat Al-Quran dan menyesatkan manusia dengan kesesatan berfikirnya. Allah sudah menyatakan model manusia seperti ini sebagai orang yang zalim.

    “Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.” (QS Al-Ankabuut 29:49)

Mengapa ada begitu banyak muslim yang termotivasi untuk menghafal Al-Quran?  Ada begitu banyak hadist yang memotivasi untuk mengaji dan menjadi penghafal Al-Quran. Diantaranya sebagai berikut:

    “Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya” (HR. Bukhari)

    “Barang siapa yang membaca (hafal) Al Qur’an, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan kepadanya.” (HR. Hakim)

    “Dan perumpamaan orang yang membaca Al Qur’an sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat.” (Muttafaqun ‘alaih)

    Dari Abi Umamah ra. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).” (HR. Muslim)

    “Orang-orang yang tidak punya hafalan Al-Quran sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.”  (HR Tirmidzi)

    “Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, “Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur’an, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat.” (HR. Bukhari)

    Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i)

    “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan Kitab Al-Quran dan Allah merendahkan kaum yang lainnya (yang tidak mau membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-Quran).” (HR Bukhari).

Dalam Islam, Allah dan RasulNya menempatkan derajat yang tinggi untuk para pengkaji dan penghafal Al-Quran. Apakah Anda dan saya tidak tertarik untuk memiliki derajat yang tinggi karena mengkaji dan menjadi penghafal Al-Quran? Jangan sampai kita menjadi seperti rumah kumuh yang mau runtuh karena tidak memiliki sedikitpun hafalan Al-Quran. Minimal surat-surat pendek yang ada pada juz ke-30, atau yang dikenal dengan nama juz ‘amma.

Tidak ada kata terlambat untuk mengkaji dan menghafal Al-Quran. Seperti yang disampaikan oleh Aa Gym dengan 3M-nya. Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal kecil, dan Mulai sekarang juga.

0 komentar:

Posting Komentar