Ketenangan Hati dengan Membaca al-Qur’an Dasar Pengembangan Pendidikan

Ketenangan Hati dengan Membaca al-Qur’an Dasar Pengembangan Pendidikan
Sekolah Penghafal Al Qur'an - Saat ini banyak manusia terjankit penyakit kelabilan jiwa yang cukup memperihatinkan dan nampaknya semakin meningkat jumlahnya. Gejala ini disebabkan banyak hal, namun penyebab yang paling dominan adalah jauhnya mayoritas manusia dari petunjuk Ilahi. Allah telah menegaskan hal tersebut dalam surat Thaha [20] ayat 124.

Salah satu cara dalam Islam agar mendapatkan ketenangan jiwa adalah dengan membaca al-Qur’an. Orang-orang yang membaca atau mendengarkan al-Qur’an akan dianugrahi ketenangan hati. Ketenangan hati inilah yang membawa dirinya taat kepada Allah sehingga menjadi sehat jasmani dan rohaninya.  Hal ini telah dijelaskan oleh Allah Swt., dalam surat ar-Ra’du [13] ayat 28.

Membaca al-Qur’an termasuk juga di dalamnya dzikrullah ini. Selain itu, orang yang belajar dan yang mengajarkannya digolongkan dalam kelompok orang-orang yang terbaik kualitas keislamannya.

Membaca al-Qur’an mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan karena berupaya mengakrabkan orang-orang yang beriman dengan kitab suci sehingga tidak buta dengan al-Qur’an dan menjadikan pedoman hidup yang terbaik bagi seseorang. Selain itu membaca al-Qur’an juga memberi kehidupan pada jiwa, akal bahkan jasadnya, ini berarti al-Qur’an sangat dibutuhkan ruhani. Ruhani yang sehat dan kuat akan melebihi kekuatan tubuh yang sehat dan kekar apalagi kalau kedua unsur tersebut sehat maka sempurnalah manusia dalam hidupnya.

Oleh karena itu, sudah seharusnya al-Qur’an perlu dibaca berulang-ulang sehingga secara kontinyu mendapatkan peringatan dari Allah dan lebih banyak hidup bersama ayat-ayat Allah Swt. Bacaan al-Qur’an mempunyai manfaat yang besar sehingga dalam rangka pendidikan Islam, bacaan al-Quran mampu mendidik agar hati tenang dan menjadikan pribadi-pribadi yang unggul.

Hati (al-qalb) dalam al-Qur’an disebut sadr, karena sadr tempat terbitnya nurul Islam. Selain di sebut sadr, hati juga disebut fuad, karena tempat terbitnya makrifat Allah. Disebut lubb, karena tempat terbitnya tauhid. Disebut syaghaf, karena tempat kecintaan makhluk terhadap sesamanya.

Beberapa ayat-ayat al-Qur’an menjelaskan tentang ketenangan hati dan berdzikir termasuk membacanya, seperti: Al-Qur’an Surat Al Anfal [8:2, 10], an-Nahl [16:106], Al Maidah [5:113], Ali Imron [3:103, 126], dan  Al- Fath [48:18]. Selain itu, al-Qur’an juga menerangkan kemampuan al-qalb untuk dzikir dengan membacanya agar senantiasa mengingat kekuasaan Allah, seperti dalam surat  ar-Ra’du [13:28], Qaf [50:37], Az-Zumar [39:22, 23], dan al-Hadid [57:16].

Sebelas ayat al-Qur’an tersebut kiranya mampu menjelaskan bahwa ketenangan hati merupakan fondasi dalam pendidikan Islam agar menjadikan umat Islam menjadi manusia unggulan. Karena itulah Allah Swt., mengajarkan umatnya untuk mempelajari al-Qur’an dengan diawali kata iqra (baca) dalam surat al-‘Alaq [96] ayat 1-5 agar umat Islam senantiasa membacanya secara kontinyu terus menerus sebagaimana diperintahkan Allah Swt., yang terkandung dalam al-Quran surat Fathir [35]: 29-30, Al-’Ankabuut [29]: 45, Al-Ahzab [33]:34, dan Al-A’laa [96]:6. Memperbanyak dzikir dengan membaca al-Qur’an baik dilakukan dengan cara qiroat, tartil, tilawah, tadabur, maupun tadabur mampu menimbulkan ketenangan hati, al-Qur’an merupakan sumber petunjuk manusia yang dapat dilihat dengan mata hatinya (bashirah), pendengaran (sima’i) dan pemahaman hatinya (fuad). Keterangan-keterangan tentang pentingnya memperbanyak membaca al-Qur’an banyak didukung juga oleh dalil-dalil dari hadits nabi Saw.

Di dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa hati (al-qalb) mempunyai kemampuan untuk memahami atau menangkap makna-makna. Dengan kemampuan hati tersebut, al-Qur’an sendiri memerintahkan agar hati senantiasa memahami al-Qur’an yang menjadi objek pemahaman hati. Al-Qur’an tidak hanya menjadi objek pemahaman hati, tetapi juga bisa menjadi obat bagi hati yang sakit, karena al-Qur’an adalah dzikir. Menurut al-Qur’an hati akan tenang hanya dengan dzikir.

Pendidikan Islam mengarahkan setiap manusia agar selalu membaca al-Qur’an yang merupakan hal pokok dan fundamental karena menyangkut pembangunan karakter anak didik agar tumbuh menjadi generasi yang berakhlaqul karimah dan berwawasan al-Qur’an.

Dalam kondisi pendidikan yang maju pun membaca al-Qur’an sangat relevan, karena anak disik seringkali mendapat masalah dengan lingkungan dan kepribadiannya sehingga proses belajar menjadi terganggu.  Al-Qur’an sebagai pedoman umat Islam mampu mengarahkan anak didik ke arah kecerdasan yang sangat istimewa karena hatinya tersinari dengan cahaya-cahaya al-Qur’an, sehingga membacanya mampu membantu perkembangan manusia dalam pendidikannya.

Sumber : edukasi.kompasiana.com

0 komentar:

Posting Komentar