Sedekahmu, merendahkan ikhtiar orang lain!

Beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan seorang yang kaya raya. . Beliau tdk mau disebutkan nama nya Bicara dunia, beliau sudah sangat cukup. Bahkan untuk seluruh keturunannya pun, insyaallah terjamin. Yang selalu menarik bagi saya ketika bertemu orang yang demikian adalah mencari tahu pribadinya. Rupanya Beliau punya satu kebiasaan sedari dulu, yaitu membeli dagangan pedagang kecil meski tidak membutuhkannya. Bahkan, ketika sudah kaya. Beliau punya karyawan yang khusus untuk keliling, nyari pedagang sapu lidi, pedagang tembikar, pedagang caping, pedagang kipas anyam, dan lain-lain sejenisnya. Yang biasanya jualannya jalan kaki atau naik sepeda. Penjualnya sudah tua. Beliau berniat untuk membagi rezekinya melalui itu. Saya bertanya, kenapa tidak diberi sedekah? Hebatnya jawaban beliau. "Mereka sedang ikhtiar, saya tidak ingin merendahkan ikhtiar mereka. Biarlah mereka mendapat 2 kesenangan. Pertama, dagangannya laku. Kedua, mereka jadi tidak putus asa, karena di jaman sekarang yang banyak mall dan toko modern, masih ada orang yang membeli dagangan mereka." Subhanallah. Dan setelah dibeli, barang itu akan dibagikan kembali oleh beliau ke siapa saja. Mendengar kebiasaan ini, saya yakin. Amalan inilah kunci kekayaannya. Karena sebenarnya, entah beliau sadar atau tidak. Beliau tengah melakukan 3 amalan sekaligus. 1. Sedekah. 2. Membantu kesulitan saudara sesama muslim. 3. Membahagiakan hati orang lain. Pantaslah kalau kekayaannya menggunung luar biasa. Karena Alloh telah melihat bahwa beliau ini memang pantas mengelola harta yang banyak. Ini sekaligus menjadi renungan bagi kita semua. Khususnya saya. Apakah sudah ada niat di dalam hati, atas setiap rezeki yang nantinya kita dapatkan akan kita salurkan untuk orang lain? Atau kah kita masih hanya berniat mengumpulkan harta, karena ingin nampak kaya raya sendirian saja? Mungkin patut kita bertanya serius ke hati sendiri. Jangan sampai semakin kaya, hati semakin serakah. Padahal sifatnya harta. Ia akan memberi kepuasan hanya jika ia dibagikan. Dan akan semakin memberikan rasa kurang, jika ia disimpan. Wallahu'alam bishawab . (KH Aa' Gym)

0 komentar:

Posting Komentar