Sejarah Hari Batik

HARI BATIK NASIONAL
MENGAPA DITETAPKAN 2 OKTOBER BUKAN 16 OKTOBER.

Oleh : Prof. Ahmad Mansur Suryanegara

Para WALI SONGO ketika melihat "masyarakat bawah" masih banyak yang  belum mengenakan Busana dan hanya tertutupi sebagian badannya  dengan Dedaunan, maka diciptakan Bahan Sandang dengan gambar Dedaunan atau Binatang Burung  dalam bentuk Satu Dimensi.

Bahan Busana Bergambar Abstrak Dedaunan atau gambar Burung dlm bentuk miring dan diberi nama  BATIK. Mengapa ?
"Masyarakat Bawah" masih belum memahami ajaran Islam, belum bisa membaca Doa dgn Bahasa Al Quran atau  Bahasa Arab.  Termasuk kewajiban Berbusana guna menutupi Auratnya. Dan ketika Berbusana harus Berdoa.

BATIK  nama ini semula sbg Ringkasan Inti Al Quran. Dengan disimbolkan: Inti Al Quran adalah Al Fatihah. Inti Al Fatihah adalah Bismillahirrahmanirrahim. Inti Bismillah adalah Huruf Ba, terdiri dari Garis Panjang. Di bawahnya ada Titik. Dari sinilah Huruf Ba dan Titik ini dijadikan Nama SANDANG PRIBUMI, BATIK.

Pertanyaan, mengapa Hari Batik ditetapkan 2 Oktober. Tidakkah ketika SANDANG PRIBUMI ini mulai tergusur oleh Sandang dari Luar dan mengalami kesukaran memproduksinya, maka HADJI SAMANHOEDI dari Laweyan Solo, melalui SJARIKAT DAGANG ISLAM - SDI, 16 OKTOBER 1905, membangkitkan Produksi dan Memasarkan  BATIK.

Dan Gerakan Pembusanaan Umat Islam sbg Mayoritas, dirayakan pada Hari Lahir Manusia, IDUL FITRI SATU SYAWWAL. Di saat ini, RAMADHAN, terlihat aktivitas Membeli Busana Baru. Walau sekarang beda Busana pilihannya.

Tapi para WALI dan ULAMA-lah yang menjadikan Bangsa Indonesia, SADAR BERBUSANA. Dan di awal abad ke-20 pelopor pembangkit kecintaan SANDANG PRIBUMI adalah  HADJI SAMANHOEDI pendiri SJARIKAT DAGANG ISLAM, 16 OKTOBER 1905.

0 komentar:

Posting Komentar