Cara Rasulullah (saw) Membaca Al-Quran

Cara Rasulullah (saw) Membaca Al-Quran
Sekolah Penghafal Al Qur'an - Sebagai pengikut Yang Mulia Rasulullah (s.a.w), membaca Al-Quran harus menjadi praktek keseharian yang tidak boleh ditinggalkan. Rutinitas ini harus menjadi bagian dari kehidupan umat Islam, karena Rasulullah (s.a.w) pun merupakan sosok yang disebut oleh Aisyah (ra) sebagai wujud yang memiliki akhlak Al-Quran.

Untuk sampai kepada tingkatan tersebut, tentunya tidak mudah dan membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh. Sehingga di dalam Al-Quran, Allah Ta’ala berfirman : “Orang-orang yang kepada mereka Kami berikan Al Kitab dan mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (al-Baqarah [2]:121). Rasulullah s.a.w adalah wujud suci yang telah sampai kepada tingkatan“Haqqa Tilaawatihi” yaitu membaca Al-Quran dengan bacaan yang sebenarnya. Apakah maksudnya? Apakah sudah cukup hanya dengan bisa membaca Al-Quran sesuai dengan kaidah yang benar?

Berikut ini uraian secara singkat tentang cara Rasulullah (saw) membaca Al-Quran.

1. Rasulullah s.a.w membaca Al-Quran dengan tartil, maksudnya sesuai dengan kaidah yang benar baik itu tajwid, makhorijul huruf maupun membacanya dengan suara yang indah. Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah (ra): Rasulullah (saw) bersabda, “Allah tidak mendengar suara seorang Nabi melainkan Dia mendengar suara seorang Nabi yang membaca Al-Quran dengan suara yang indah.” (Bukhari)

2. Rasulullah (saw) membaca Al-Quran baik itu di waktu pagi, siang maupun malam hari. Membaca Al-Quran di waktu pagi (subuh) sangat dianjurkan, sebagaiman Allah Ta’ala berfirman: Sesungguhnya membaca Al-Quran pada waktu  fajr (subuh) diterima (oleh Allah). (Al-Isra’ 17:78). Kemudian dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah (ra), bahwasanya Rasulullah (saw) bersabda : Tidak diharapkan untuk menjadi seseorang terkecuali dua orang ini : seseorang yang Allah telah mengajarkannya Al-Quran dan dia membacanya pada waktu-waktu malam hari dan siang hari.. (Bukhari)

3. Rasulullah (saw) tidak pernah meninggalkan untuk membaca Al-Quran meskipun beliau sedang dalam keadaan musafir di atas unta beliau. Sebagaimana diriwayatkan oleh `Abdullah bin Mughaffal (ra): Saya melihat Rasulullah (saw) sedang membaca surat Al-Fatihah di atas untanya pada hari penaklukan Mekah. (Bukhari)

4. Rasulullah (saw) sangat menganjurkan untuk mengajarkan Al-Quran juga kepada yang lain. Sebagaimana beliau (saw) bersabda, “Orang yang terbaik diantaramu ialah orang yang mempelajari Al Qur’an & mengajarkannya kpd orang lain” (HR Bukhari)

5. Rasulullah (saw) juga sangat menganjurkan bagi kaum Muslimin untuk menghafal ayat-ayat Al-Quran. Sebagaimana diriwayatkan oleh Hazrat Aisyah Ummul Mu’minin r.a. katanya Rasulullah saw bersabda : “Orang yang membaca Kitab Suci Al Qur’an dan ia seorang Hafiz (Hafal Qur’an) dihari akhirat nanti ia akan duduk bersama orang-orang yang sangat mulia dan sangat terhormat dan orang yang membaca Qur’an dengan semangat dan patuh ta’at terhadap ajaran-ajarannya, maka untuknya disediakan ganjaran dua kali lipat ganda.”

6. Rasulullah (saw) bukan hanya sekedar membaca Al-Quran saja akan tetapi mengerti artinya, merenungi maknanya serta mengamalkannya dalam kehidupan beliau (saw) sehari-hari. Diriwayatkan oleh Hazrat Abu Ubaidah Maliki r.a. katanya Rasulullah saw telah bersabda : Hai Ahli Qur’an! Janganlah tidur sebelum kalian membaca Al Qur’an dan lakukanlah tilawat Al Qur’an siang dan malam sebagaimana seharusnya tilawat itu dilakukan. Dan sebarkanlah ajarannya dan bacalah dia dengan suara yang merdu dan renungkanlah selalu apa pokok ajaran yang terkandung di dalamnya supaya kalian mendapatkan kejayaan.

Diriwayatkan lagi bahwasanya, Rasulullah saw telah bersabda; di dalam Kitab suci Al Qur’an banyak sekali terkandung mutiara dan hikmah. Setiap kali orang berusaha merenungkannya dengan pengertian yang dalam, maka ia selalu melihat keindahan ajarannya yang baru. Sesungguhnya tidak ada orang yang lebih dalam memahami kandungan isi Al Quran selain daripada Rasulullah (saw). Maka apabila beliau membaca Qur’an, pada waktu itu pikiran beliau terus menerawang kepada kedalaman arti dan rahasia setiap ayat yang beliau baca tersebut.

Contoh serta teladan mulia beliau (saw) ini menarik perhatian kita untuk membaca Qur’an dengan perlahan-lahan sambil merenungkan dan memahami setiap ayat yang sedang kita baca, sehingga ayat-ayat yang kita baca dapat dipahami dengan benar dan dapat juga diimplemantasikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian Al-Quran dapat menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.

Sumber : filsafat.kompasiana.com

0 komentar:

Posting Komentar